Halusinasi adalah persepsi klien tentang lingkungan tanpa stimulus yang nyata, artinya klien menginterprestasikan sesuatu yang nyata tanpa stimulus/rangsangan dari luar (eksternal) klien dengan diagnosa skizoprenia, 70% mengalami halusinasi dan 90% mengalami waham. Sedangkan klien yang mengalami 35%nya mengalami halusinasi. Klien skiziprenia dan psikotik lain, 20% mengalami campuran halusinasi pendengaran dan penglihatan (stuar&Sunden, 1995). Halusinasi dapat terjadi pada penyakit gangguan fungsi otak.
Macam-macam Halusinasi
- Halusinasi Pendengaran – Klien mendengar suara dan bunyi yang tidak berhubungan dengan stimulus nyata dan orang lain tidak mendengarnya
- Halusinasi Penglihatan – Klien melihat gambaran yang jelas atau samar-samar tanpa stimulus yang nyata dan orang lain tidak melihatnya
- Halusinasi Penghidu – Klien mencium bau yang muncul dari sumber tertentu tanpa stimulus yang nyata tanpa orang lain mengetahuinya
- Halusinasi Perabaan – Klien merasakan sesuatu pada kulitnya tanpa stimulus yang nyata.
Tanda dan gejala halusinasi
- Bicara, senyum dan tertawa sendiri
- Menarik diri dan menghindar dari orang lain
- Tidak dapat membedakan nyata dan tidak nyata
- Tidak dapat memusatkan perhatian konsentrasi.
- Curiga, permusuhan, merusak (diri sendiri), orang lain, lingkungan , takut.
- Ekspresi Muka: tegang, mudah tersinggung.
- Mengatakan mendengar suara, melihat, mengecap, menghidu, dan merasakan sesuatu yang tidak nyata.
- Merusak diri sendiri/orang lain/lingkungan
- Pembicaraan kacau, kadang tidak masuk akal
- Sulit membuat keputusan
- Tidak mau melakukan asuhan mandiri : mandi, sikat gigi, ganti pakaian, berhias yang rapi.
- Mudah tersinggung, jengkelan, marah
- Muka merah, kadang pucat
- Tekanan drah meningkat, napas terengah-engah, nadi cepat dan berkeringat.
Tahap-tahap Halusinasi
Fase halusinasi melalui empat fase (Harber, Dkk, hal : 607-608)
- Fase Pertama (Konforting) – Individu mengalami stress, rasa terpisah, melamun, kesepian, memfokuskan pikiran terhadap hal-hal yang menyenangkan untuk menghilangkan kecamasan atau stress sementara intensitas persepsi meningkat namun individu masih dapat mengontrol kesadaran pikirannya.
- Fase kedua (Comdenmin) – Kecemasan meningkat, berhubungan dengan pengalaman internal dan eksternal individu berada tingkat “listening” pada halusinasi pemikiran internal lebih mengontrol halusinasi dapat berupa bisikan yang kurang jelas dan klien takut orang lain mendengar/mengetahuinya dan klien kurang mampu mengontrolnya. Klien membuat jarak antara dirinya dan halusinasi dengan memproyeksikan seolah-olah halusinasi datang dari orang lain/tempat lain.
- Fase ketga (Controlling) – Halusinasi lebih menonjol dan menguasai individu, individu menjadi terbiasa dan kurang berdaya pada halusinasinya, halusinasi memberikan kesenangan dan rasa aman.
- Fase Keempat (Conquering) – Individu terpaku dan kurang berdaya untuk melepaskan diri dari kontrol halusinasinya. Halusinasi menjadi mengancam, memerintah, memarahi. Individu kurang dapat berhubungan dengan orang lain karena sibuk dengan halusinasinya. Individu mungkin dalam dunia yang menakutkan dalam waktu singkat, beberapa jam atau selamanya.