Dalam menjalani rutinitas kita sehari-hari, tentu kita tak pernah terlepas dari yang namanya Teman. Mulai dari jalan-jalan, ngobrol, diskusi ilmiah, sampai kepada hal-hal kecil yang sepele sekalipun seperti ngegosip alias ngomongin orang.
Bisa dibayangkan betapa sepinya hidup kita bila tanpa kehadiran seorang teman. Maka pantaslah bila kemudian timbul sebuah ungkapan bahwa teman adalah seseorang yang akan membuatmu nyaman disaat kamu sedang dalam ketakutan.
Seseorang yang akan membuat air mata mengering disaat kita bersedih. Dan seseorang yang akan menuntun kita ke jalan yang benar disaat kita benar-benar tersesat dalam mengarungi samudra hidup.
Bagi sebagian orang, kehadiran teman lebih membuatnya merasa have fun dan lebih membantu dibandingkan dengan seorang kekasih. Bila di depan kekasih kita hanya bisa jaim dan jaga gengsi, maka tidak demikian bila kita sedang bersama dengan teman.
Apapun topik pembicaraannya, akan selalu membuat kita tertawa dan senang. Dan kita bisa lebih bebas membahas tentang apapun juga, mulai dari masalah yang sifatnya umum sampai kepada masalah yang pribadi sekalipun.
Tapi… bagaimana bila seorang teman yang kita andalkan, seorang teman yang telah lama kita kenal, tiba-tiba berubah 180o? Menikam dari belakang kita? Mengkhianati kita?
Menghancurkan kepercayaan kita selama ini padanya? Bagaimana bila teman tempat kita curhat, tiba-tiba berubah menjadi penyebar fitnah dan gosip yang justru menjelek-jelekkan kita? Seorang teman yang tadinya sahabat terdekat kita, begitu teganya meluncurkan kata-kata hinaan pada kita?
Masih pantaskah dia untuk kita akui sebagai teman kita?