Masih ingat apa kata orang-orang tua dulu, bila kita berbuat jahat terhadap orang lain, suatu saat kita pasti akan menerima balasan yang sama atas kejahatan tersebut? Dengan situasi zaman modern seperti saat ini, apakah anda masih percaya dengan hukum karma?
Ada sebuah cerita ‘lucu’ yang dialami oleh seorang teman wanita penulis, sebut saja dia “A”. Nah si “A” ini justru dia percaya adanya hukum karma pada saat dia disakiti, dilukai, dikhianati oleh cowok/pacarnya atau orang lain? Pada situasi seperti itu, si “A” percaya bahwa cowok atau orang yang menyakitinya itu pasti akan menerima hukum karma dan mendapat balasan yang sama atas ‘kejahatan’ pada diri si “A”
Tapi ceritanya jadi terbalik, manakala justru si “A” yang menyakiti, melukai dan mengkhianati cowok atau orang lain, si “A” ini malah tidak percaya sama sekali sama hukum karma dan menganggap “hukum karma” ini hanya dongeng atau isapan jempol belaka!
Aneh bukan? Tapi inilah yang terjadi. Kebanyakan dari kita baru mempercayai adanya hukum karma saat kita sendiri yang jadi korban. Tapi kita menapikan dan tidak mengakui adanya hukum karma tersebut saat kita sendiri yang menjadi pelaku atas sebuah kebohongan, pengkhianatan atau sebuah kejahatan.
Jadi masih percayakah anda dengan hukum karma?