“Teman-teman bilang gW orangnya cUte, iMoet, baEx, peNgertian, NarSis, jUjur, raMah, sOpan, dan caNtik pokoknya ‘n banyak dech”
Pernah baca atau lihat kata-kata tersebut? Kalo Anda penggemar Friendster atau Myspace atau Facebook atau Bebo pasti dech pernah baca kata-kata tersebut di salah satu profile, terutama pas di bagian “About Me”nya.
Ada satu kata yang tampaknya sekarang lagi ngetrend dan sering banget ditulis orang (terutama kaum cewek) untuk mendeskripsikan dirinya,
Narsis atau Narcis.
Lalu apa sebenarnya arti dari kata “Narsis” itu? Seperti kita ketahui, tak ada pengertian baku tentang kata Narsis. Yang ada malah setiap orang mengartikan kata Narsis dengan versinya masing-masing.
Ada yang mengartikan narsis dengan ‘orang yang suka pamer’ atau ‘orang yang kepedean’ malah ada yang mengartikan narsis dengan ‘orang yang suka foto-foto, pede-nya selangit, so cantik dan senang memamerkan kecantikan dirinya sendiri’.
Spencer A Rathus dan Jeffrey S. Nevid menyebutkan dalam bukunya, Abnormal Psychology (2000) bahwa orang yang Narsis meman dang dirinya dengan cara yang berlebihan. Mereka senang sekali menyombongkan dirinya dan berharap orang lain memberikan pujian.
Hal tersebut dapat berupa kekaguman yang berlebihan terhadap wajah sendiri atau dapat pula terhadap bagian tubuh tertentu seperti menyukai bentuk mata, bentuk bibir, betis dsb.
Dari Wikipedia Indonesia, istilah Narsis / Narsisme berasal dari Narcissus atau Narsisus : jatuh cinta terhadap dirinya sendiri, dari mitologi Yunani, dimana seorang laki tampan bernama Narcissus menolak cinta peri Echo,
sehingga dikutuk untuk mencintai bayangan wajahnya di kolam.
Pada akhirnya Narcissus mati dan berubah menjadi bunga bernama sama, Narcissus.
Ciri-ciri orang yang narsis antara lain :
- merasa diri unik dan istimewa,
- kecanduan difoto atau di shooting,
- merasa dirinya sangat penting dan ingin dikenal oleh orang lain,
- suka dipuji dan jika perlu memuji diri sendiri,
- suka berlama lama di depan cermin
- seseorang yang narsis sering tanpa sadar juga memiliki keinginan untuk memamerkannya dirinya sendiri ke-orang lain.
Narsis jelas beda dengan percaya diri, kalau orang yang percaya diri menempatkan dirinya sebagai subjek dan dia tidak terlalu risau dengan pujian orang lain, dia lebih berfokus pada kompetensi dirinya ketimbang harus memamerkan dirinya sendiri.
Sedangkan orang yang narsis justru sebaliknya cenderung berperan sebagai objek, ingin dilihat, dipuji, dan bahkan menyombongkan dirinya dan berharap orang memujinya.
Dari pengertian-pengertian tersebut, dapat dipahami bahwa orang yang Narsis ternyata adalah seseorang yang terlalu berlebihan dalam mengagumi dirinya sendiri (bahkan saking kagumnya, sampai-sampai secara fisik dia jatuh cinta terhadap dirinya sendiri), hingga akhirnya orang yang narsis cenderung untuk bersikap sombong dan menganggap dirinya lebih baik dari orang lain.
Bagaimana menurut Anda? Apakah Anda termasuk orang yang narsis juga?