Prosedur PTK yang ditempuh dengan Model Kemmis dan Mc Taggart dalam Suwarsih Madya (1992:2) yakni:
Suatu bentuk penelitian refleksi diri kolektif yang dilakukan peserta-pesertanya dalam situasi sosial untuk meningkatkan kualitas penalaran dan keadilan praktek pendidikan dan praktek sosial mereka terhadap praktek-praktek itu dan terhadap situasi tempat dilakukan praktek-praktek tersebut.
PTK ini dilaksanakan dalam bentuk proses berdaur (siklus). Setiap siklus terdiri dari tahapan (fase): perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.
Dalam penelitian ini dua siklus tindakan yang dilaksanakan disesuaikan dengan tujuan upaya perbaikan efektivitas pembelajaran, tuntutan kurikulum, realitas jadwal pelajaran, serta kondisi objektif sekolah yang bersangkutan secara umum alur Penelitian Tindakan Kelas ini seperti dibawah ini.
1. Tahap Refleksi Awal Pada tahap ini guru mencermati, merasakan dan mengidentifikasi adanya masalah dalam pembelajaran IPS di kelas IV SDN 1 Ciawi Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya yaitu masih rendahnya hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS.
a. Mengidentifikasi Masalah Tahap ini dilakukan setelah guru merasakan adanya masalah pada Pembelajaran IPS selama ini. Identifikasi masalah terutama dilakukan pada permasalahan-permasalahan yang terkait dengan aktivitas siswa dan guru dalam pembelajaran IPS di kelas IV
b. Merumuskan masalah dan langkah-langkah tindakan pemecahan masalah
Pada tahap ini dirumuskan upaya penyelesaian atau penanganan masalah terhadap masalah utama yang teridentifikasi. Rumusan difokuskan pada pemilihan tindakan pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Dalam merumuskan masalah serta tindakan penyelesaikannya, guru mempertimbangkan: karakteristik siswa, aspek prioritas manfaat, kesanggupan guru untuk melakukan tindakan, fasilitas pendukung, materi pembelajaran, waktu pelaksanaan, fasilitas pendukung, materi pembelajaran, waktu pelaksanaan serta landasan teori Pembelajaran IPS dan Pembelajaran Remedial.
c. Menggunakan gagasan penyelesaian masalah Gagasan tersebut diwujudkan dalam bentuk rencana atau silabus pembelajaran: Lembar Kerja Siswa, alat peraga pembelajaran, instrumen untuk mengobservasi aktivitas siswa, dan instrumen untuk mengobservasi aktivitas guru.
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian Pelaksanaan penelitian yang dimaksud adalah langkah realistik yang ditempuh oleh peneliti bersama peneliti mitra di lapangan sejak orientasi pra tindakan hingga terselesaikannya pemecahan masalah. Secara garis besar tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Orientasi Orientasi yang dilakukan oleh peneliti bersama peneliti mitra adalah melakukan studi pendahuluan yang berhubungan dengan konsep-konsep penting pelaksanaan PTK. Studi tersebut berupa hal-hal berikut:
- Menyamakan persepdi antara peneliti, peneliti mitra, dan kepala sekolah tentang Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
- Menyamakan pemahaman peneliti dan observer tentang Program Remedial dalam Pembelajaran IPS
- Penetapan siklus dan fokus tindakan, materi pembelajaran beserta instrumen dan administrasi persiapan mengajar yang akan digunakan.
b. Persiapan Pra Tindakan Sebelum Penelitian Tindakan Kelas dilakukan dalam bentuk pembelajaran, persiapan awal yang dilakukan guru kelas (peneliti) adalah sebagai berikut:
- Bersama peneliti mitra mendiskusikan rencana umum PTK sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS alternatif materi pembelajaran yang digunakan dalam penelitian, instrumen penelitian dan waktu penelitian
- Bersama peneliti mitra mendiskusikan aspek-aspek dalam Program remedial pada pembelajaran IPS
- Berdasarkan hasil kesepakatan dengan peneliti mitra dan dosen pembimbing disusun rencana pembelajaran dan instrumen penelitian
- Untuk keperluan membuat instrument, menetapkan indikator bagi masing-masing aspek fokus tindakan
- Direncanakan bahwa aspek meningkatkan hasil pembelajar lamban akan ditindaki dan diobservasi pada setiap siklus.
c. Pelaksanaan Tindakan
Peneliti mengambil salah satu bentuk program remedial yaitu pemberian pembelajaran ulang dengan metode sama, media dan teknik yang berbeda. Pembelajaran ulang bertujuan agar siswa lebih memahami konsep dan menguasai materi sehingga dapat menyelesaikan tes dengan baik dan memperoleh nilai yang diharapkan.
Pelaksanaan program remedial dilakukan diluar jam pelajaran agar tidak mengganggu pembelajaran biasa. Peneliti mengambil waktu selama dua jam pelajaran. Setelah sebelumnya diberitahukan terlebih dahulu kepada Kepala Sekolah dan guru-guru serta pemberitahuan kepada orang tua siswa. Jumlah siklus bergantung pada ketercapaian tujuan PTK. Pola siklus tersebut adalah seperti dibawah ini:
1) Merancang tindakan pembelajaran antara lain: pembuatan persiapan mengajar, pembuatan lembar pengamatan, menyiapkan media dan alat peraga yang diperlukan, dan mengelompokan siswa untuk memudahkan pengamatan proses siswa.
2) Melaksanakan tindakan pembelajaran satu dan pengamat mitra sebagai observer selama pembelajaran berlangsung
3) Guru dan pengamat mitra menganlisis dan merefleksi pelaksanaan dan hasil tindakan pembelajaran satu. Untuk keperluan analisis ini dilakukan kegiatan antara lain: memeriksa catatan lapangan, menganalisis lembar observasi untuk siswa, menganalisis hasil belajar siswa. Hasil analisis dan refleksi tindakan tahap pertama ini menjadi bahan bagi rekomendasi dan pelaksanaan tindakan tahap berikut.
4) Berdasarkan hasil analisis dan refleksi terhadap tindakan pembelajaran satu, merancang tindakan pembelajaran dengan teknik yang lebih intensif.
5) Peneliti bertindak sebagai guru melaksanakan pembelajaran dua sebagaimana yang direncanakan. Pengamat mitra bertindak sebagai observer selama pembelajaran berlangsung
6) Peneliti dan pengamat mitra selaku observer menganalis dan merefleksi pelaksanaan dan hasil tindakan pembelajaran dua
7) Demikian seterusnya hingga tujuan PTK tercapai
d. Tahap Refleksi Data yang terkumpul sebagai hasil observasi terhadap setiap pembelajaran segera diolah, dideskripsikan, kalau disederhanakan dalam bentuk tabel, grafik, bagan atau skeme.
Data yang telah tersaji dianalisis, didiskusikan, dan dikaji ulang secara bersama-sama terutama yang berkaitan dengan kelebihan dan kekurangan yang terjadi dalam proses pembelajaran. Hasil kegiatan merefleksi ini digunakan untuk bahan pertimbangan dalam menyusun rencana tindakan berikutnya yang dilaksanakan, diobservasi dan direfleksi seperti pada pembelajaran sebelumnya.